Racing Pigeon Indonesia - Sebenarnya membicarakan katuranggan di forum terbuka sangat saya hindari kadang rasanya kurang nyaman. Karena memang dasar ilmiahnya lemah. Hanya hasil observasi prinbadi memang menunjukan “kecenderungan” seperti yang diyakini banyak penganut katuranggan. Saya pilih kata “kecenderungan” karena memang hasilnya bukan sesuatu yang absolut. Oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam menafsirkannya. Katuranggan sendiri berasal dari 2 kata dalam bahasa Jawa yaitu, “hatur” dan “rangga”. Hatur artinya menyampaikan dan rangga artinya tubuh. Terjemahan bebasnya menjadi “pesan yang disampaikan oleh tubuh”.
Saya tidak akan membahas konsep katuranggan secara keseluruhan, tapi hanya sekelumitnya saja. Saya pilih topik kaki pada merpati. Dalam konsep dianjurkan untuk memilih merpati dengan “kaki kering”. yang dimaksud dengan kaki kering adalah kaki merpati yang bersisik keputihan hingga memberi kesan kering. Pada pemain Merpati Tinggian atau Balap, kaki yang basah akan dihindari. Konon katanya kurang baik. Makna dari kurang baik di sini kurang saya pahami karena saya tidak menekuni hobi merpati tinggian atau balap.
Bagaimana dengan merpati pos ? Pertama kali saya mengenal konsep kaki kering sekitar 2012. Konon kata beberapa teman, merpati pos dengan kaki kering cenderung mudah hilang. Point ini saya mulai amati selama 2 tahun yaitu tahun 2012 dan 2013. Karena di masa itu kebetulan ada indukan yang suka memunculkan keturunan dengan kaki basah. Hasil pengamatan memang menunjukan kaki basah lebih mudah hilang. Tapi tunggu dulu…setelah saya teliti sebenarnya bukan mudah hilang…tapi mudah kebandang. Karena terbukti beberapa kali saat lepasan bersama di club baik lomba mau pun latihan…banyak burung orang lain yang masuk ke kandang saya. Setelah saya perhatikan ternyata rata-rata kakinya jenis yang basah. Jadi sementara ini saya artikan dengan makna burung yang mudah kebandang.
Ternyata tidak hanya kita di Indonesia saja yang mengenal konsep “kaki kering”. Orang asing di luar sana pun mengenal konsep ini. Hanya saja mereka menyebutnya dengan istilah reptilian feet. Dalam hal ini mereka menafsirkannya, bahwa burung yang memiliki kaki bersisik seperti reptil adalah burung yang lebih tahan pada perubahan suhu. Tersirat juga bahwa mereka pun memiliki kecenderungan untuk memilih yang kakinya kering dan menghindari yang kakinya basah.
No comments:
Post a Comment