Teknik Jitu Memelihara Burung Piyikan

Teknik Jitu Memelihara Burung Piyikan

Berbicara soal meloloh Piyikan, masih banyak pemula yang bingung harus berbuat apa
 Tidak sedikit penggemar burung yang sengaja mencari atau membeli Burung kicauan yang masih lolohan, baik dari penangkaran, pasar Burung, atau kebetulan mendapatkannya di tengah jalan. Masa perawatan Piyikan sebenarnya merupakan masa kritis, karena kondisi fisiknya masih lemah, bulu belum lengkap, bahkan belum bisa makan sendiri sehingga harus diloloh.

Nah, bicara soal meloloh Piyikan atau handfeeding, masih banyak pemula yang bingung harus berbuat apa. Makanan apa yang harus diberikannya pada anak Burung tersebut. Bagaimana perawatan hariannya agar piyikan tersebut cepat dewasa. Umur Piyik yang dipelihara biasanya antara 2-4 minggu. Adapun yang perlu dipersiapkan diantaranya penyediaan sarana dan prasarana serta pemberian pakan.

1. Menyiapkan Sarana dan Prasarana

Dalam proses pembesaran Piyik ada beberapa sarana dan prasarana penting yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut :

Lemari atau wadah penghangat (incubator). Lemari atau wadah penghangat (incubator) dilengkapi dengan lampu pijar 60 watt atau kawat elemen penghangat listrik degan thermostat otomatis dan thermometer ruang. Suhu yang digunakan dalam lemari penghangat ini sekitar 30 °C.
Keranjang plastik atau rotan. Keranjang plastik yang digunakan untuk perawatan Piyik ini berdiameter 20 cm dengan dialasi kain pel berwarna putih.

Alat makan, termos, dan timbangan. Alat makan bisa menggunakan sendok atau spuit. Spuit yang biasa digunakan dalam proses pemeliharaan Piyik biasanya bervolume 20 cc yang ujungnya dilengkapi dengan kanula (semacam pipa kecil dengan ujung bengkok) atau dapat diganti dengan pentil ban sepeda. Termos sendiri memiliki funsi sebagai tempat menyimpan air panas untuk melarutkan pakan Piyik. Timbangan diperlukan untuk menimbang berat Piyik dan berat takaran pakan yang diberikan.

2. Memberikan Pakan

Pakan yang biasa diberikan ke Piyik biasanya bubur bayi instan atau voer pakan burung yang dilarutkan dalam air matang hangat secukupnya. Kemudian bubur tersebut diaduk merata sampai terbentuk larutan yang agak kental. Pakan tersebut diberikan kepada Piyik sebanyak 4 kali sehari pada pukul 07.00, 11.00, 16.00, dan 20.00 atau jika Piyik mulai berbunyi yang menandakan dirinya lapar. Bubur yang sudah  dalam kondisi agak dingin dimasukan kedalam saluran pencernaan dengan menggunakan spuit. Jumlah bubur yang diberikan bergantung pada kondisi umur dan tembolok Piyik Burung. Misalnya, Piyik yang berumur 1 bulan atau kurang diberikan bubur sebanyak 10ml, 15ml bubur untuk Piyik berumur 2 bulan, dan 20ml untuk Piyik berumur 3 bulan untuk sekali penyuapan. Ketika Piyik berumur 2 bulan dan bulunya sudah mulai tumbuh lengkap, maka Piyik dapat diajari mencari makan sendiri.

3. Menjemur Piyik

Saat Piyik berumur sebulan yang ditandai dengan tumbuhnya bulu jarum, maka Piyik sebaiknya dijemur dibawah sinar matahari pagi sampai pukul 10.00.

4. Pemasteran.

 Pada saat masih Piyikan, Anda sudah bisa memaster mereka dengan suara burung lain, baik melalui suara burung masteran yang dipelihara di rumah, atau melalui audio CD dan MP3 Player. Pemasteran bisa dilakukan setelah Anda memberi makan burung atau ketika burung sedang istirahat/tidur (di luar waktu malam). Sebab, berdasarkan hasil penelitian, burung muda yang dalam keadaan tidur di  siang hari justru mampu mempelajari suara indukan atau suara lain dengan cepat.

Untuk pemasteran menggunakan burung master, Anda tinggal menggantung burung master di dekat kandang / sangkar anakan. Sedangkan pemasteran menggunakan audio CD, MP3 Player, dan handphone bisa dilakukan dengan memutarkan file memiliki suara jernih, lalu diputarkan di dekat mereka dengan volume sedang. Lakukan pemasteran tersebut secara rutin setiap hari agar hasilnya lebih akurat dan burung cepat menguasai setiap jenis suara yang didengarnya.

Setelah burung berganti bulu atau mabung pertama, mereka akan mempelajari kicauan yang sudah dihafalkannya dengan suara yang halus (istilah popularnya ngeriwik). Kelak, setelah dewasa, dia sudah hafal dengan suara isian tersebut, dan akan selalu menggunakan lagunya untuk menunjukkan wilayah kekuasaan / teritorial, serta untuk menarik perhatian burung betina. Dalam konteks lomba, dia akan bertarung habis-habisan dengan burung lain, dengan cara mengeluarkan seluruh lagu terbaiknya

No comments:

Post a Comment